Sasis merupakan salah satu komponen utama dan sangat vital bagi sebuah mesin balap, khususnya pada motor motoGP. Sasis atau frame pada motor motoGP sangat berpengaruh pada stabilitas motor dalam melewati setiap bagian lintasan. Banyak tim motoGP ( khususnya dari Jepang) yang membangun sasis motor mereka dari bahan yang ringan dan kuat, seperti aluminium alloy. Material aluminium alloy sangat cocok untuk balap karena berbobot ringan, namun juga memiliki tingkat kelenturan yang cukup baik. Walaupun demikian, ada satu tim eropa yang lebih memilih membangun sasis dari material serat karbon. Tim dengan sasis serat karbon tersebut adalah tim balap Ducati dari Italia.
Usaha Ducati dengan sasis serat karbon yang dibuatnya, membutuhkan hasil dikala rider andalannya Casey Stoner menjuarai grandprix pada tahun 2007. Pada tahun tersebut, Ducati Desmosedici gp7 menggunakan sasis monocoque yang terbuat dari material serat karbon. Sasis ini hanya menghubungkan bagian setang kemudi dengan mesin saja, sementara itu sasis belakang atau subframe juga hanya terhubung dengan mesin. Dengan desain ini, mesin Desmosedici gp7 juga merupakan bagian dari sasis itu sendiri.
Dengan segala metode yang digunakan oleh Ducati dalam merancang motor balapnya itu, membuat bobot motor balap mereka hanya berbobot kurang dari 140kg, dengan kapasitas mesin 800cc bertenaga 200tk. Dengan semua teknologi yang dimiliki motor tersebut, tanpa dengan diimbangi oleh rider yang berbakat, belum tentu Ducati mampu dengan mudah menjuarai grandprix pada tahun 2007. Karena untuk menjuarai grandprix sekelas motoGP, dibutuhkan kombinasi sempurna antara mesin balap dan rider-nya.
Secanggih apapun material yang digunakan oleh Ducati, tetap saja masih memiliki kekurangan pada Titik tertentu. Dan untuk melengkapi kekurangan itu, dibutuhkan seorang rider berbakat seperti Casey Stoner. Hingga saat ini, Ducati merupakan salah satu tim motoGP yang menjadi Pioneer dalam penggunaan material serat karbon. Inovasi yang mereka lakukan, membuat tim lain tertarik untuk mengikutinya, termasuk penggunaan swing arm berbahan serat karbon.
Usaha Ducati dengan sasis serat karbon yang dibuatnya, membutuhkan hasil dikala rider andalannya Casey Stoner menjuarai grandprix pada tahun 2007. Pada tahun tersebut, Ducati Desmosedici gp7 menggunakan sasis monocoque yang terbuat dari material serat karbon. Sasis ini hanya menghubungkan bagian setang kemudi dengan mesin saja, sementara itu sasis belakang atau subframe juga hanya terhubung dengan mesin. Dengan desain ini, mesin Desmosedici gp7 juga merupakan bagian dari sasis itu sendiri.
Dengan segala metode yang digunakan oleh Ducati dalam merancang motor balapnya itu, membuat bobot motor balap mereka hanya berbobot kurang dari 140kg, dengan kapasitas mesin 800cc bertenaga 200tk. Dengan semua teknologi yang dimiliki motor tersebut, tanpa dengan diimbangi oleh rider yang berbakat, belum tentu Ducati mampu dengan mudah menjuarai grandprix pada tahun 2007. Karena untuk menjuarai grandprix sekelas motoGP, dibutuhkan kombinasi sempurna antara mesin balap dan rider-nya.
Secanggih apapun material yang digunakan oleh Ducati, tetap saja masih memiliki kekurangan pada Titik tertentu. Dan untuk melengkapi kekurangan itu, dibutuhkan seorang rider berbakat seperti Casey Stoner. Hingga saat ini, Ducati merupakan salah satu tim motoGP yang menjadi Pioneer dalam penggunaan material serat karbon. Inovasi yang mereka lakukan, membuat tim lain tertarik untuk mengikutinya, termasuk penggunaan swing arm berbahan serat karbon.
Komentar
Posting Komentar